
Investasi properti itu menguntungkan—terlebih kalau dilakukan dalam jangka panjang. Tetapi, sudah jelas pula bahwa properti merupakan aset yang tidak likuid sehingga terkadang menyulitkan ketika pemiliknya perlu dana segar bernilai besar, dalam waktu singkat.
Bayangkan, dalam masa normal, penjualan properti hunian perlu waktu setidaknya dua bulan sampai tiga bulan; dalam masa stagnasi pasar properti seperti sekarang, waktu yang diperlukan untuk itu bisa lebih lama.
Lantas bagaimana ketika kini Anda punya dana memadai tetapi kuatir bahwa nantinya aset properti yang jadi alat investasi, sulit dijual sementara ada kebutuhan mendesak? Satu cara untuk itu yakni dengan memutar dana tersebut ke dalam pasar surat berharga, persisnya dengan membeli surat berharga keluaran perusahaan properti. Di sini, ada saham, EBA (efek beragun aset), dan lain-lain, yang bisa menjadi peranti investasi.
Surat berharga tersebut bisa menawarkan tingkat keuntungan memadai sekaligus bisa dijual dengan cepat sewaktu-waktu. Beberapa saham perusahaan properti, contohnya, bisa menawarkan tingkat keuntungan per tahun yang sama dengan tingkat kenaikan harga aset properti hunian di kala situasi normal.
Namun ingatlah, investasi melalui surat berharga selalu mengandung risiko kerugian yang bisa saja datang dengan cepat—misalnya ketika saham sebuah perusahaan properti harganya terus terkoreksi. (Dhi)