
Diketahui, satu kendala utama bagi pekerja muda milenial untuk membeli hunian via kredit bank, adalah sulit menyediakan DP (down payment/uang muka). Sementara, jumlah mereka potensi bagus sebagai konsumen.
Di sini, pengembang properti hunian pun perlu menggelar inovasi yang memudahkan kelompok tersebut, sehingga punya DP untuk membeli hunian. Ini sudah tentu merupakan sebuah program jangka panjang.
Misalnya, bekerja sama dengan korporasi, mengadakan program tertentu. Seperti misalnya: program menabung DP. Di sini, divisi HRD korporasi memotong secara rutin gaji pekerja muda, untuk tabungan DP. Setelah tabungan itu mencapai nilai tertentu, barulah pekerja muda diberi peluang membeli hunian via KPR.
Lebih jauh, program seperti itu bisa melibatkan tiga pihak: pengembang, korporasi pemberi kerja, dan perbankan.
Sejatinya, pekerja muda yang pendapatannya tidak tinggi, tidak terlalu tertarik kepada bahasa promosi seperti ‘investasi menggiurkan’, ‘door prize sepeda motor’, dan sejenis. Yang diperlukan adalah punya DP.